November 2013 | INDAHNYA SALING BERBAGI

Monday, November 25, 2013

Pengajian Akbar di Monas 25 November 2013


Suasana MONAS malam ini 25 November 2013 bersama Habib Umar bin Hafidz , Ulama ulama serta penuh dengan manusia manusia yang merindukan syafaat Rosulullah SAW semoga kita mendapatkan keberkahan dari majelis tersebut dan tergolong menjadi umat yang mencintai dan di cintai Sayyidina Muhammad SAW aamiin
 

Doa Habib Umar bin Hafidz.

"Tidak ada bersama kami dan bersama kalian melainkan hanyalah Allah...

Dialah yang Maha Menjawab sendiri-Nya...
Dialah yang menganugerahi sendiri-Nya...
Dialah yang mengurniakan kebahagiaan sendiri-Nya...
Dialah yang memberikan kejayaan sendiri-Nya...
Dialah yang memberi kelepasan daripada api neraka sendiri-Nya...
Dialah yang memberikan Husnul Khotimah sendiri-Nya...
Dialah yang memberi ketetapan hati sendiri-Nya...
Dialah yang memberi ketetapan lidah sendiri-Nya...

Ya Allaah...
Hanya Engkaulah bagi kami...
Sungguh Engkaulah Pemilik kami...
Sungguh Engkaulah Tuhan kami...
Sungguh Engkaulah Pembantu kami...

Wahai sebaik-baik Pemilik... Wahai sebaik-baik Pembantu...

Sungguh Engkaulah tujuan kami...
Sungguh Engkaulah Pencipta kami...
Sungguh Engkaulah yang mewujudkan kami...
Sungguh Engkaulah dalam genggaman-Mu memerintah kami...

Kami adalah hamba-Mu...
Kami adalah ciptaan-Mu...
Kami adalah orang-orang miskin pada-Mu...
Kami adalah orang-orang faqir pada-Mu...
Kami sangat berharap kepada-Mu...

Kasihkanlah kami wahai Yang Maha Penyayang...
Muliakanlah kami wahai Yang Maha Mulia...
Hubungkanlah kami dengan kekasih yang mulia (Nabi Muhammad)...
Tetapkanlah kami di atas titian Sirot al-Mustaqim...

Wahai Tuhan, kumpulkah kami disini (dunia) dan kumpullah kami disana (Akhirat)...

Engkau memberikan tanpa peduli...
Engkau memuliakan tanpa peduli...
Engkau mengasihi tanpa peduli...
Engkau mengampuni tanpa peduli...
Engkau mendekatkan tanpa peduli...
Engkau menyucikan tanpa peduli...
Engkau menerangi tanda peduli...

Kasihilah kami...
Sucikanlah kami...
Terangilah kami...
Dekatkanlah kami...
Ampunilah kami...

Maafkanlah kami apa jua yang tersirat di dalam hati kami...
Baikkanlah pengakhiran hidup kami...
Himpunkanlah kami bersama Nabi Muhammad...
di Dunia, di Barzakh dan di Akhirat...

Ya Allaah... katakanlah Ya Allaah...

Kamu menjadi mulia dengan menyebut Ya Allah...
Berbahagialah dengan menyebut Ya Allah...

Ya Allaah.. Ya Allaah.. Ya Allaah...

Siapa yang mengajar kita untuk berkata 'Ya Allah'....
Siapa yang memberi kita kemampuan untuk berkata 'Ya Allah'....
Siapa yang memuliakan kita untuk berkata 'Ya Allah'....
Engkaulah Ya Allah... Engkaulah Ya Allah... Bagi-Mu Segala Kepujian...."

Dari Sahabat Fillah kita Akhina Ustadz Muhajir Afriqiy


Alhamdulillah acara Pengajian Akbar di Monas bersama Habib UMar Bin Hafidz sudah selesai semoga kita juga mendapatkan keberkahan dari majelis tersebut aamiin
Monggo bagi yang menginginkan rekamannya bisa download di bawah ini saya bagi menjadi 3 file

  1. Pengajian Akbar di Monas 25 November 2013 Full Acara
  2. Ceramah Habib dan Kyai di Monas 25 November 2013
  3. Ceramah Habib Umar bin Hafidz di Monas 25 November 2013

Saturday, November 23, 2013

Kitab Fiqih Muhammadiyah Karya KH Ahmad Dahlan


GURU DAN AMALIAH KH. AHMAD DAHLAN (MUHAMMADIYYAH) DAN KH. HASYIM AS’ARI (NU) ADALAH SAMA TIADA PERBEDAAN


Kitab Fiqih Muhammadiyah Karya KH Ahmad Dahlan
Tulisan kali ini hendak mempertegas tulisan kami yang telah lalu berjudul “Sejarah Awal Muhammadiyah yang Terlupakan”, dimana banyak dari kita belum tahu atau sengaja melupakan sejarah awal Muhammadiyyah.

Secara ringkas kami katakan bahwa, KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyyah pada 18 November 1912/8 Dzull Hijjah 1330) dengan KH. Hasyim Asy’ari (pendiri NU pada 31 Januari 1926/16 Rajab 1344) adalah satu sumber guru dengan amaliah ubudiyah yang sama. Bahkan keduanya pun sama-sama satu nasab dari Maulana ‘Ainul Yaqin (Sunan Giri).


Berikut kami kutip kembali ringkasan “Kitab Fiqih Muhammadiyyah”, penerbit Muhammadiyyah Bagian Taman Poestaka Jogjakarta, jilid III, diterbitkan tahun 1343 H/1925 M, dimana hal ini membuktikan bahwa amaliah kedua ulama besar di atas tidak berbeda:

1. Niat shalat memakai bacaan lafadz: “Ushalli Fardha...” (halaman 25).
2. Setelah takbir membaca: “Allahu Akbar Kabiran Walhamdulillahi Katsira...” (halaman 25).
3. Membaca surat al-Fatihah memakai bacaan: “Bismillahirrahmanirrahim” (halaman 26).
4. Setiap shalat Shubuh membaca doa Qunut (halaman 27).
5. Membaca shalawat dengan memakai kata: “Sayyidina”, baik di luar maupun dalam shalat (halaman 29).
6. Setelah shalat disunnahkan membaca wiridan: “Istighfar, Allahumma Antassalam, Subhanallah 33x, Alhamdulillah 33x, Allahu Akbar 33x” (halaman 40-42).
7. Shalat Tarawih 20 rakaat, tiap 2 rakaat 1 salam (halaman 49-50).
8. Tentang shalat & khutbah Jum’at juga sama dengan amaliah NU (halaman 57-60).

KH. Ahmad Dahlan sebelum menunaikan ibadah haji ke tanah suci bernama Muhammad Darwis. Seusai menunaikan ibadah haji, nama beliau diganti dengan Ahmad Dahlan oleh salah satu gurunya, as-Sayyid Abubakar Syatha ad-Dimyathi, ulama besar yang bermadzhab Syafi’i.

Jauh sebelum menunaikan ibadah haji, dan belajar mendalami ilmu agama, KH. Ahmad Dahlan telah belajar agama kepada asy-Syaikh KH. Shaleh Darat Semarang. KH. Shaleh Darat adalah ulama besar yang telah bertahun-tahun belajar dan mengajar di Masjidil Haram Makkah.


Di pesantren milik KH. Murtadha (sang mertua), KH. Shaleh Darat mengajar santri-santrinya ilmu agama, seperti kitab al-Hikam, al-Munjiyyat karya beliau sendiri, Lathaif ath-Thaharah, serta beragam ilmu agama lainnya. Di pesantren ini, Mohammad Darwis ditemukan dengan Hasyim Asy’ari. Keduanya sama-sama mendalami ilmu agama dari ulama besar Syaikh Shaleh Darat.

Waktu itu, Muhammad Darwis berusia 16 tahun, sementara Hasyim Asy’ari berusia 14 tahun. Keduanya tinggal satu kamar di pesantren yang dipimpin oleh Syaikh Shaleh Darat Semarang tersebut. Sekitar 2 tahunan kedua santri tersebut hidup bersama di kamar yang sama, pesantren yang sama dan guru yang sama.


Dalam keseharian, Muhammad Darwis memanggil Hasyim Asy’ari dengan panggilan “Adik Hasyim”. Sementara Hasyim Asy’ari memanggil Muhammad Darwis dengan panggilan “Mas atau Kang Darwis”.

Selepas nyantri di pesantren Syaikh Shaleh Darat, keduanya mendalami ilmu agama di Makkah, dimana sang guru pernah menimba ilmu bertahun-tahun lamanya di Tanah Suci itu. Tentu saja, sang guru sudah membekali akidah dan ilmu fikih yang cukup. Sekaligus telah memberikan referensi ulama-ulama mana yang harus didatangi dan diserap ilmunya selama di Makkah.

Puluhan ulama-ulama Makkah waktu itu berdarah Nusantara. Praktek ibadah waktu itu seperti wiridan, tahlilan, manaqiban, maulidan dan lainnya sudah menjadi bagian dari kehidupan ulama-ulama Nusantara. Hampir semua karya-karya Syaikh Muhammad Yasin al-Faddani, Syaikh Muhammad Mahfudz at-Turmusi dan Syaikh Khaathib as-Sambasi menuliskan tentang madzhab Syafi’i dan Asy’ariyyah sebagai akidahnya. Tentu saja, itu pula yang diajarkan kepada murid-muridnya, seperti KH. Ahmad Dahlan, KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Hasbullah, Syaikh Abdul Qadir Mandailing dan selainnya.


Seusai pulang dari Makkah, masing-masing mengamalkan ilmu yang telah diperoleh dari guru-gurunya di Makkah. Muhammad Darwis yang telah diubah namanya menjadi Ahmad Dahlan mendirikan persarikatan Muhammadiyyah. Sedangkan Hasyim Asy’ari mendirikan NU (Nahdlatul Ulama). Begitulah persaudaraan sejati yang dibangun sejak menjadi santri Syaikh Shaleh Darat hingga menjadi santri di Tanah Suci Makkah. Keduanya juga membuktikan, kalau dirinya tidak ada perbedaan di dalam urusan akidah dan madzhabnya.


Saat itu di Makkah memang mayoritas bermadzhab Syafi’i dan berakidahkan Asy’ari. Wajar, jika praktek ibadah sehari-hari KH. Ahmad Dahlan persis dengan guru-gurunya di Tanah Suci. Seperti yang sudah dikutipkan di awal tulisan, semisal shalat Shubuh KH. Ahmad Dahan tetap menggunakan Qunut, dan tidak pernah berpendapat bahwa Qunut sholat subuh Nabi Muhammad Saw adalah Qunut Nazilah. Karena beliau sangat memahami ilmu hadits dan juga memahami ilmu fikih.

Begitupula Tarawihnya, KH. Ahmad Dahlan praktek shalat Tarawihnya 20 rakaat. Penduduk Makkah sejak berabad-abad lamanya, sejak masa Khalifah Umar bin Khattab Ra., telah menjalankan Tarawih 20 rakaat dengan 3 witir, sehingga sekarang. Jumlah ini telah disepakati oleh sahabat-sahabat Nabi Saw. Bagi penduduk Makkah, Tarawih 20 rakaat merupakan ijma’ (konsensus kesepakatan) para sahabat Nabi Saw.


Sedangkan penduduk Madinah melaksanakan Tarawih dengan 36 rakaat. Penduduk Makkah setiap pelaksanaan Tarawih 2 kali salaman, semua beristirahat. Pada waktu istirahat, mereka mengisi dengan thawaf sunnah. Nyaris pelaksanaan shalat Tarawih hingga malam, bahkan menjelang Shubuh. Di sela-sela Tarawih itulah keuntungan penduduk Makkah, karena bisa menambah pahala ibadah dengan thawaf. Maka bagi penduduk Madinah untuk mengimbangi pahala dengan yang di Makkah, mereka melaksanakan Tarawih dengan jumlah lebih banyak.


Jadi, baik KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari tidak pernah ada perbedaan di dalam pelaksanaan ubudiyah. Ketua PP. Muhammdiyah, Yunahar Ilyas pernah menuturkan: “KH. Ahmad Dahlan pada masa hidupnya banyak menganut fiqh madzhab Syafi’i, termasuk mengamalkan Qunut dalam shalat Shubuh dan shalat Tarawih 23 rakaat. Namun, setelah berdirinya Majelis Tarjih pada masa kepemimpinan KH. Mas Manshur, terjadilah revisi-revisi, termasuk keluarnya Putusan Tarjih yang menuntunkan tidak dipraktekkannya doa Qunut di dalam shalat Shubuh dan jumlah rakaat shalat Tarawih yang sebelas rakaat.”


Sedangkan jawaban enteng yang dikemukan oleh dewan tarjih saat ditanyakan: “Kenapa ubudiyyah (praktek ibadah) Muhammadiyyah yang dulu dengan sekarang berbeda?” Alasan mereka adalah karena “Muhammadiyyah bukan Dahlaniyyah”.

Masihkah diantara kita yang gemar mencela dan mengata-ngatai amaliah-amaliah Ahlussunnah wal Jama’ah Nahdlatul Ulama sebagai amalan bid’ah, musyrik dan sesat?



Kajian Majelis Ar Raudhah November 2013

  1. Kajian Jumat 1 November 2013 Habib Muhammad Keutamaan menghadiri majelis ilmu
  2. Tausyiah Habib Novel bin muhammad alaydrus 5 November 2013 meningkatkan sholat jamaah
  3. Kajian jumat 8 November 2013 Habib Novel Hijrah menjadi lebih baik 
  4. Tausyiah di Pon Pes Ta'mirul Islam Ajakan memperbanyak dzikir 12 November 2013 
  5. Kajian Jumat 15 November 2013 Dzikir Laa Illahaillallah
  6. Habib Novel di Pedan Keluarga sakinah dan perbanyak dzikir 
  7. Kajian Majelis Ar Raudhah Tugas Orang tua dan anak 22 November 2013 
  8. Kajian jumat 29 November 2013 Ilmu dan NUr 

Wednesday, November 20, 2013

Ebook Ceramah Habib Munzir Al musawa

Ebook Ceramah Habib Munzir Al musawa
Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa memulai berdakwah pada tahun 1998 dengan mengajak orang bertobat dan mencintai Nabi SAW yang dengan itu ummat ini akan pula mencintai sunnahnya, dan menjadikan Rasul SAW sebagai idola.
Berikut adalah kumpulan 125 judul dari Tausiyah Habib Munzir Almusawa dari web resmi Majelis Rasulullah File format: PDF Ukuran: 40 Mb Pages: 824 halaman Contents: Himpunan artikel tausiyah Habib Munzir yang tampil pada web resmi majelisrasulullah.org
download langsung di Ebooks kumpulan ceramah Habib Munzir Bin Fuad Al Musawa

Sumber :nurulmakrifat.blogspot.com

Sholawat bersama Habib Syekh Rutinan dan acara akbar

Kulya'adzim
Sholatullah himalakat kawakib syair nasehat
Sholatullah salamullah akhlak nabi
Sholawatan di Benteng Vastenburg Solo 30 Agustus 2013
Delanggu Bersholawat Bersama Habib Syekh 23 September 2013  
Rutinan di Bustanul Asyiqin 25 September 2013
Habib Syekh di Gunung Kunci Kartasura 1 OKtober 2013
Rutinan di Gedung Bustanul Asyiqin 2 oktober 2013 ( full version )
Ceramah Rutinan di Gedung Bustanul Asyiqin 2 oktober 2013
Rutinan di Bustabul Asyiqin 9 Oktober 2013 ( full version ) 
Sragen Bersholawat Bersama Habib Syekh 18 Oktober 2013 
Rutinan di Bustanul Asyiqin 23 Oktober 2013 
Sragen bersholawat bersama Habib Syekh 27 Oktober 2013 
Sholawat Habib Syekh di Lapangan Kota Barat  28 Oktober 2013 
Rutinan di Bustanul Asyiqin 30 Oktober 2013 
Habib Muhammad bin husein al habsyi 6 November 2013 hal hal yang membatalkan wudhu 
Rutinan di Bustanul Asyiqin 13 November 2013
Rutinan di Bustanul Asyiqin 20 November 2013

Tuesday, November 5, 2013

Pesan segera buku untuk membentengi akidah


Untuk mendapatkan buku buku ini Ini caranya sangat mudah cukup pesan lewat inbox ke Markun atau sms atau call  ke 085642229312 , apalah artinya sebuah jumlah uang yang kita keluarkan kalau di bandingkan dengan manfaat yang kita dapatkan pastilah tidak akan menyianyiakan kesempatan ini